Arsip Blog

Minggu, 24 April 2011

HATI-HATILAH BERSUMPAH


Sumpah dalam Islam ada 4 (2 berkifarat, 2 tidak berkifarat):
Berkifarat/ Kafarat:
1.     Seorang bersumpah (demi Allah saya tdk akan kerumah si fulan (padahal itu adalah ibunya), jika ibunya memanggil dan tidak datang maka ia durhaka, maka ia datangi ibunya tetapi ia bayar kafarat)
2.     Ia bersumpah demi Allah jika saya mempunyai uang 1 juta akan saya belikan mobil, tetapi setelah dapat uang tidak ia berikan, maka segera cabut sumpahnya dan bayar kifaratnya.
Kifaratnya (Cara membebaskan sumpah):
-         Member makan 10 orang miskin (syaratnya 10 orang miskin itu senang dan mereka merasa itu bermanfaat, jika tidak, maka kifaratnya batal dan harus diulang),  atau
-         Memerdekakan 1 orang budak, atau Puasa 3 hari (harus berturut-turut)  
Catatan:
Buat orang miskin 1 sho (3 gantang beras) untuk 10 orang atau pakaian (seharga yg biasa dipakai) untu 10 orang, atau memerdekakan 1 orang budak muslim,
Jika kifarat-kifarat itu belum bisa dilaksanakan maka wajib baginya puasa 3 hari berturut-turut (harinya bebas)

M A R T A B A T 7


Takhalli, Tahalli, dan Tajalli
 Manusia dilengkapi oleh Allah dua hal pokok, yaitu jasmani dan rohani. Dua hal ini memiliki keperluan masing-masing. Jasmani membutuhkan makan, minum, pelampiasan syahwat, keindahan, pakaian, perhiasan-perhiasan dan kemasyhuran. Rohani, pada sisi lain, membutuhkan kedamaian, ketenteraman, kasih-sayang dan cinta.
Para sufi menegaskan bahwa hakekat sesungguhnya manusia adalah rohaninya. Ia adalah muara segala kebajikan. Kebahagiaan badani sangat tergantung pada kebahagiaan rohani. Sedang, kebahagiaan rohani tidak terikat pada wujud luar jasmani manusia. Sebagai inti hidup, rohani harus ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi. Semakin tinggi rohani diletakkan, kedudukan manusia akan semakin agung. Jika rohani berada pada tempat rendah, hina pulalah hidup manusia. Fitrah rohani adalah kemuliaan, jasmani pada kerendahan. Badan yang tidak memiliki rohani tinggi, akan selalu menuntut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rendah hewani. Rohani hendaknya dibebaskan dari ikatan keinginan hewani, yaitu kecintaan pada pemenuhan syahwat dan keduniaan. Hati manusia yang terpenuhi dengan cinta pada dunia, akan melahirkan kegelisahan dan kebimbangan yang tidak berujung. Hati adalah cerminan ruh. Kebutuhan ruh akan cinta bukan untuk dipenuhi dengan kesibukan pada dunia. Ia harus bersih.
Dalam rangkaian metode pembersihan hati, para sufi menetapkan dengan tiga tahap : Takhalli, Tahalli, dan Tajalli.